![]() |
Ket. Foto: kiri Tgk. H. M Syakir Anwar. Tengah, Syeikh Said Faudah. Kanan, Ayah Cot Trueng |
Reporter : Mustafa Al-Bayuni | Editor: Martunis A. Jalil
Aceh - Syaikh Dr. Said Abdul Latif merupakan seorang ulama ahli ilmu kalam dari Jordania. Beliau dikenal sebagai ulama produktif dengan lebih dari 100 karya dalam berbagai disiplin ilmu, telah mendedikasikan hidupnya untuk mempertahankan prinsip-prinsip akidah ahlu sunnah wal jamaah dan menolak berbagai pemahaman menyimpang baik dari kalangan Islam maupun orientalis.
Baru-baru ini, beliau dihadirkan ke Aceh dalam rangka penguatan hubungan ulama besar Ahlussunah tersebut dengan masyarakat dan santri.
Seminar-seminar seperti yang dilaksanakan di Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Dayah MUDI Samalanga dan Dayah Raudhatul Muarif Al-Aziziyah Cot Trueng ternyata diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh seorang Tengku alumni Dayah.
Siapa sosok hebat tersebut? Berikut biografi singkat beliau:
Tgk. H. Muhammad Syakir Anwar, atau kerap dipanggil Bapak Taliya, lahir di Tanoh Mirah pada 02 Mei 1991. Menempuh pendidikan dasar formal MIN 1 Matang Glp Dua. Lalu mengkhatamkan pendidikan SMP di dayah Ulumuddin.
Setelah itu, beliau mengeyam pendidikan salaf di sejumlah dayah, mulai dari MUDI Mesra, Ruhul Fata Seulimum, lalu menetap lama di Raudhatul Ma’arif Al-Aziziyah Cot Trueng.
Setelah lama aktif mengajar di Cot Trueng, beliau berkeluarga pada 2020 dan menetap di kampung halaman sembari menghidupkan beut-seumeubeut di dayah warisan orang tua, Miftahul Ulum Tanoh Mirah.
Hingga kini, beliau juga aktif menjadi dosen di Ma’had Aly Cot Trueng. Selain itu, beliau juga telah berkiprah dalam sejumlah organisasi, di antaranya HUDA, TASTAFI, GMDA, dan RTA.
Melalui terjemahan beliau, peserta seminar mendapatkan kepuasan yang tak biasa, selain penggunaan bahasa yang baik dan lugas, beliau juga memahami detail materi ilmiyah yang disampaikan oleh Syaikh, dengan demikian poin-poin penting mampu dikemas dengan baik dan renyah.
Penulis artikel ini pun ga kalah hebat dari tgk muhammad syakir anwar... Hehehe
ReplyDeleteYang komentar ini juga gak kalah hebat dari kedua krang itu. Hehe
DeleteMasyaallah allahuakbar
ReplyDeleteProduk asli dayah memang tidak pernah gagal
ReplyDeleteGagal na cit saat geupileh jalan yang hana sejalan dengan jalan. Haha
DeleteSang kuturi!
ReplyDeleteBereh Tgk Dayah harus terus tampil, supaya panggung tidak dikuasai kaum wahabi.
ReplyDelete