![]() |
Foto: Pemuda PAKAD Samalanga saat hadir buka puasa bersama Tu Sop pada Ramadhan 2024 laku |
Oleh: Martunis A. Jalil, SH
Ketua Pemuda Kader Dakwah (PAKAD) Kecamatan Samalanga
Sebagai salah satu cendekiawan yang memiliki visi jangka panjang terhadap pengembangan Aceh yang terbukti dengan sejuta rekam jejak, Tu Sop sangat layak diberikan amanah memimpin Aceh.
Mendapatkan pemimpin yang memenuhi kriteria ideal memang sangat sulit di negara yang menganut demokrasi yang rentan tidak sehat. Buktinya banyak orang-orang cerdas dan mampu untuk memimpin namum sulit mendapatkan akses masuk dalam penjaringan partai politik.
Partai politik dengan segudang pertimbangan yang misterius membuat ruang gerak masyarakat sangat terbatas. Apalagi kesulitan menggerakkan kepopuleran dan menaikkan elektabilitas membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Faktor penunjang eksternal untuk layak masuk dalam bursa kandidat pemimpin memang sangatlah banyak, sehingga mereka yang secara personal memiliki kemampuan internal saja tanpa faktor-faktor eksternal maka ruang pengabdian untuk mereka sangat sempit.
Tu Sop merupakan salah satu tokoh intelektual Aceh yang sudah terbukti memiliki kemampuan yang utuh, maksudnya adalah kemampuan internal dan faktor penunjang eksternal untuk layak menjadi kandidat Pemilu. Terbukti saat diminta sebagai wakil gubernur Aceh mendampingi Bustami Hamzah sebagai peserta Pilgub 2024.
Adapun kemampuan kepemimpinan Tu Sop juga bisa dibuktikan dari rekam jejak beliau selama bertahun-tahun beliau sudah melakukan gerakan besar untuk kesejahteraan dan pendidikan Aceh. Kemampuan mewujudkan dua hal besar ini bukan hal biasa, membutuhkan skil-skil yang juga tidak biasa.
Diatara gagasan Tu Sop melalui kesejahteraan masyarakat dan pendidikan adalah gerakan rumah miskin dan pendidikan pemuda gampong. Dua gerakan besar ini dilakukan secara sistematis. Rumah miskin diwujudkan melalui organisasi sosial Barisan Muda Ummat (BMU) dan Wanita Peduli Ummat (WPU).
Jaringan BMU/WPU terbentuk di setiap kabupaten/kota di Aceh. Sampai Agustus 2024 sudah membangun rumah miskin sebanyak 119 unit dari hasil penggalangan donasi sebagian besar hasil sumbangan tetap dan berjejaring dari BMU/WPU.
Adapun sebagian gagasan Tu Sop di dunia pendidikan dilakukan melalui gerakan Training Kader Dakwah (TKD) Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA). Pendidikan berbasis training ini kusus menyasar ruang kosong untuk pemuda gampong yang belum tersentuh oleh pendidikan dan pengajaran yang memadai.
Lahirnya gerakan TKD butuh perjuangan panjang, keseriusan dan keahlian yang tidak biasa. Meski tidak mudah, sejak 2019 sampai saat ini gerakan ini terus berlanjut merambah keseluruh kabupaten/kota di Aceh.
Tidak sekedar pendidikan, Tu Sop juga memikirkan pola baru dan Inovasi, keberhasilan Tu Sop terbukti saat puluhan ribu pemuda alumni TKD di Aceh merasa dihargai saat dijemput dan disentuh dengan pola baru yang berbasis training ini.
Dua hal ini hanya sampel saja untuk membuktikan bahwa pada sosok Tu Sop ada sesuatu yang dimilikinya, beliau layak memimpin Aceh. Tidak memimpin Aceh saja, pada beliau sudah berbuat banyak dengan memanfaatkan potensi yang ada padanya. Coba bayangkan, jika kepada Tu Sop dibekali fasilitas negara untuk pembangunan Aceh yang kebih luas, sebuah keniscayaan Aceh akan jauh lebih baik.
Belum lagi dilihat dari sisi nilai tawar Aceh yang bersyai'at, tentu saja saat para ulama Aceh sudah dua periode memeberikan amanah kepada Tu Sop untuk memimpin sebuah organisasi besar para ulama yaitu Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA). Artinya pada sosok Tu Sop memiliki kemampuan ilmu Agama yang luas dan wawasan lainnya yang tidak biasa yang berbeda dengan ulama pada umumnya.
Memang, ulama dibutuhkan masyarakat sebagai pengayom dan pewaris ilmu Agama. Namun, saat pada sosok ulama ada kelebihan lainnya yang juga mampu berbuat lebih besar dari itu, kenapa tidak? Yaa, mungkin inilah saatnya memanfaatkan potensi yang ada dengan mensyukuri nikmat atas aset bangsa yang diberikan Allah untuk Aceh lebih baik. Insyaallah.
Post a Comment for "Bukti Gagasan Tu Sop Sudah Mewarnai Aceh, dan Kini Saatnya Warna itu Semakin Meluas"