Catatan João de Barros, Sejarawan Portugis Tentang Fatahillah Yang Bersal Dari Aceh Utara


Fatahillah atau Faletehan (ejaan orang Portugis) adalah tokoh penyebar Islam yang dikenal karena memimpin penaklukkan Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan mengganti namanya menjadi Jayakarta. Penaklukkan ini adalah salah satu misinya untuk menyebarkan Islam ke Jawa Barat.



Nama Faletehan pertama kali disebutkan oleh João de Barros dalam seri bukunya yang berjudul Décadas da Ásia (Dekade-dekade dari Asia).


Ia melaporkan bahwa salah satu kapal brigantin armada Duarte Coelho yang terdampar di Sunda Kelapa, telah diserang oleh pasukan Muslim di bawah pimpinan Fatahillah dan membunuh semua laskar Portugis di kapal tersebut.


Barros mencatat bahwa Fatahillah berasal dari Pasai, Aceh Utara, yang kemudian pergi meninggalkan Pasai ketika daerah tersebut dikuasai Portugis.


Fatahillah pergi ke Mekkah untuk mempelajari agama Islam, dan setelah dua atau tiga tahun lalu kembali ke Pasai.


Karena masih diduduki oleh Portugal, Fatahillah melanjutkan perjalanannya ke Pulau Jawa, ke Jepara, dan mengabdikan diri kepada sultan Demak di sana. 


Merasa puas atas pengabdiannya, Raja memberikan seorang adiknya kepada Fatahillah untuk diperistri.


Graaf dan Pigeaud menganggap bahwa raja Jepara yang dimaksud adalah Raja Demak ketika itu, Sultan Trenggana.


Setelah itu Fatahillah berangkat untuk mengislamkan Banten, dan diberi dukungan 2.000 orang prajurit dan pembantu oleh Raja. Dengan dukungan pasukan Muslim itulah Fatahillah menaklukkan pelabuhan Sunda (Kalapa dan Banten).


Adolf Heuken berpendapat bahwa peristiwa terdamparnya armada Duarte Coelho di pantai Kalapa terjadi pada akhir November 1526, jadi penaklukan Fatahillah atas Kalapa mungkin terjadi pada pertengahan bulan November itu.

2 comments for "Catatan João de Barros, Sejarawan Portugis Tentang Fatahillah Yang Bersal Dari Aceh Utara"