Habib Umar Singgung Kisah Syekh Yusuf, Ulama yang Diasingkan Belanda Ke Afrika Karena Dakwahnya, Simak Biografinya

 


Jawa Timur - Pada acara Tabligh Akbar yang berlangsung di Stadion Joko Samudro Gresik, Jawa Timur pada Selasa (22/08/23). Dihadapan lautan manusia Habib Umar bin Hafidz bercerita sekelumit perjuangan Ulama asal Indonesia yang dibuang oleh belanda sampai ke Cape Town, Afrika.


Dalam penyampaian Habib Umar bercerita sosok yang dimaksud adalah Syekh Yusuf Al-Makassari. Beliau diasingkan Belanda untuk meredam dakwah di Indonesia, Namun nyatanya Indonesia terus kuat dan Afrika juga menyebar luas agama Islam.

Berikut biografi singkatnya

Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani (3 Juli 1626 – 23 Mei 1699) adalah salah seorang ulama dan juga pahlawan nasional Indonesia. 

Di cikoang, Syekh Yusuf belajar dipesantren kepada Al-Allamah Habib Sayyid Alwi Jalaluddin Bafagih (Keturunan Imam Maula Aidid HadramautYaman Keturunan Nabi Saw.), Syekh Yusuf mempelajari Dasar Sanad Thariqah Baharunnur Ba'alawi kepada beliau.

Di Pesantren cikoang, Selain Belajar Thariqah, belajar pula mengenai Hubbul Wathan (Cinta dan Membela Tanah Air). Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten.

Pada tahun 1644, Syech Yusuf menunaikan ibadah haji dan tinggal di Mekkah untuk beberapa lama, dimana Ia belajar kepada ulama terkemuka di Mekkah dan Madina Syekh Yusuf juga sempat mencari ilmu ke Yaman, berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd Al-Baqi, dan ke Damaskus untuk berguru pada Syekh Abu Al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al-Khalwati Al-Quraisyi. Syech Yusuf mempelajari Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah.

Ketika Kesultanan Gowa mengalami kalah perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan diangkat menjadi mufti di sana. Pada periode ini Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.

Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Srilanka pada bulan September 1684.

Di Sri Lanka, Syekh Yusuf aktif dalam menyebarkan agama Islam. Ia memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan.[butuh rujukan] Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.

Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh dari Ceylon Sri Lanka ke , Afrika Selatan, pada 22 Desember 1694.

Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut. Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.

Jenazah Syekh Yusuf Tajul Khalwati dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705. Kemudian Syekh Yusuf Allahu yarham dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto.

Sumber: Wikipedia 

Post a Comment for "Habib Umar Singgung Kisah Syekh Yusuf, Ulama yang Diasingkan Belanda Ke Afrika Karena Dakwahnya, Simak Biografinya"